Semua berawal dari kejadian itu. Kejadian yang mungkin sulit
untuk ku lupakan. Seorang ‘Bidadari’ jatuh tepat dihadapanku dan menyapaku
lembut “Selamat pagi!”. Ah..lupakan itu
kejadian tempo hari yang membuatku gila karnanya.
Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku terbangun dari mimpiku.
Entah suara apa yang sanggup memotong jalan mimpiku semalam. Aku beranjak dari
tempat tidurku dan mecoba melihat seisi kamarku, hanya terlihat beberapa foto
gadis-gadis cantik yang berpose ‘menggoda’. “Gadis..? Cantik..?” aku sejenak
berfikir, “Memimpikan siapa aku ini tadi malam?”. Seketika secercas cahaya
matahari pagi menembus celah-celah jendela kamarku . Perlahan ku buka jendela
kamarku. Udara sejuk pagi menerpa tubuhku yang seakan member i ‘suntikan’
semangat padaku untuk mulai beraktifitas pagi ini.
Jam dinding menunjukan pukul 06.15 wib. Kukayuh sepedaku
dengan perlahan. Sambil ku nikmati suasana damai pagi ini. Setelah ku rasa
cukup menikmati indahnya pagi ini, aku mempercepat kayuhanku. Sesampainya
dirumah aku parkirkan sepedaku di halaman belakang. Seperti biasa, pagi ini
hanya ada bi imah pembantuku dan pak tejo tukang kebunku. Mereka tampak sibuk
dengan pekerjaanya, mungkin faktor materi yang membuat mereka seperti itu. Ibu
sibuk ngobrol dengan ibu-ibu komplek lainya di depan rumah, ayah sedang
menikmati kopi panasnya dan ditemani surat kabar pagi ini. Aku rebahkan tubuhku
di kasur singgasanaku ini. Terlintas dibenakku “Apa yang aku impikan semalam?” .
Aku berdiri dan berjalan menuju foto gadis-gadis cantik yang sengaja ku taruh
di dinding kamarku. “Apakah kamu secantik ini?, kurasa tidak, hanya beberapa
bagian saja yang memang mirip denganmu..” ujarku dalam hati. Tak banyak orang
yang tahu tentang diriku ini. Aku lebih suka sendiri dan menghindar dari
kehidupan mereka. Tapi, bukan berarti aku tidak suka mereka. Hanya saja menjaga
jarak agar indentitasku ini tidak terungkap.
Hari semakin siang, bi Imahpun tidak lupa membuatkan makan
siang untukku dan sekeluarga. Sebelum aku selesai makan. Terdengar
rintik-rintik hujan menjatuhi atap rumahku. Memang didaerahku sekarang sedang
musim hujan. Jadi wajar kalau setiap hari jurun hujan. Selesai makan, aku ambil
ponselku dan berlari menuju gazebo belakang rumah. Gazebo ini memang ayah buat
untuk aku sekeluarga menikmati indahnya tetesan-tetesan air hujan. Disamping
gazebo kami ,ada kolam ikan yang berisi beberapa ikan emas dan ikan koi. Mereka
tampak meloncat-loncat bak ikan lumba-lumba yang kegirangan.
Seharian aku tidak mengecek ponselku ini. Beberapa pesan
masuk dari teman-temanku. Mereka mengajakku untuk pergi main sore ini. Tapi,
apadaya? “sore ini pasti hujan, lagian siapa yang mau main hujan-hujan?”
jawabku kepada temanku. Bayang-bayang gadis itu seketika datang seperti hujan
yang tidak ada habisnya. Pikiranku mulai goyah, aku tidak bisa berpikir jernih
lagi, pikiranku saat ini bahkan tidak sejernih air kolam itu. Apa yang harus
aku lakukan? Apa aku harus bertanya pada hujan? Gadis cantik itu sudah meracuni
pikiranku~
Bersambung…
0 komentar:
Posting Komentar